Saturday, February 27, 2010
Salam MauLIdur RasuL
Friday, February 19, 2010
HAri BiaSa sepeRti luAr biaSa ngaN kehadiRan Rakan2
Thursday, February 18, 2010
ShaRing is CarinG n Loving
Monday, February 15, 2010
DEmaM ='(
Jom ShaRe
WAnita AhlI sYurGA dan ciri2nya
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13).
Wallahu A’lam Bis Shawab.
(Dikutip dari tulisan al ustadz Azhari Asri, judul asli Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya. MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini)
Jom MAsak2!
let's maSak2 SUp aYam m sTyle ArttatI :
Bahan2:
kiuB paTi ayM jenAma Maggi Sup Bunjut JenaMA AdaBi
AiR daRi RumaH kaMI
Kubis yg Aku beli d Kdai bPa Usup
daUn sup juga dari kdaI bpa Usup
BahaN A: bawanG meraH
bawaNg putih
haLIa
caRa masak: 1.mula2 'blend' Bahan A pas 2 Tumis(goRenG)
2.PanasKan lebIh kUrang 2 Liter air + KiuB paTi ayaM + Sup Bunjut
3.Bila MendidiH ja Air maSukkan KubIs
4. Agak2 Mau MAsaK masUkkAn daUn suP
5. laSt but not leAst masUKkaN baHAn A yg telaH d Tumis
6. SiaP utuk D hidang =)
Ayam MasaK meraH style ArttaTi jugaK!
BAhan2
1. Ayam (lagi baGUs bhaGian dada sbb Kurang Lemak)
2.MaGGi Ckup Rasa
3. cIli Giling
4. AiR AsaM jawa
5. TomaTO
6.seRbuk Kunyit
7.Cuka
Bahan A
1.BawanG merah
2. BAwaNG putiH
3. Halia
Cara masaK bhaGian 1
1.Peram dulu AyaM bersama MaggI ckup Rasa ngan Serbuk Kunyit(ckit sj) + Cuka
2. GoreNG ayam
Cara MasaK bahaGian 2
1. 'Blend' Bahan A pas
2 TumiS 2. maSukkan Tomato
3. MAsUkkAn Air Asam Jawa
4. Agak2 sbati 2 masuKKan pulak cili Giling
5. sdh mendidiH 2 masuKKan ayam yg Sdh d GoreNg
6. Siap Utk d Makan Sekian resiPi hari ni..hehehe sbnaRnya x la sedaP mcm D resToraN boleH la Utk aku + nenek + adik Aku makan TgaharI ni...enJoy ur Meal
Saturday, February 13, 2010
Jom kita BkongsI
Kisah Isteri-isteri Nabi Ismail
Ketika Nabi Ibrahim menziarahi menantunya, puteranya, Nabi Ismail tiada di rumah sedangkan isterinya belum pernah bertemu bapa mertuanya, Nabi Ibrahim. Kemudian terjadilah dialog antara Nabi Ibrahim dan menantunya. Nabi Ibrahim : Siapakah kamu? Menantu : Aku isteri Ismail. Nabi Ibrahim : Di manakah suamimu, Ismail? Menantu : Dia pergi berburu. Nabi Ibrahim : Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga? Menantu : Oh, kami semua dalam kesempitan dan (mengeluh) tidak pernah senang dan lapang. Nabi Ibrahim : Baiklah! Jika suamimu balik, sampaikan salamku padanya. Katakan padanya, tukar tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan supaya menceraikan isterinya). Menantu : Ya, baiklah. Setelah Nabi Ismail pulang daripada berburu, isterinya terus menceritakan tentang orang tua yang telah singgah di rumah mereka. Nabi Ismail : Adakah apa-apa yang ditanya oleh orang tua itu? Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita. Nabi Ismail : Apa jawabanmu? Isteri : Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam kesempitan, tidak pernah senang. Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa? Isteri : Ya ada. Dia berpesan supaya aku menyampaikan salam kepadamu serta meminta kamu menukarkan tiang pintu rumahmu. Nabi Ismail : Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah. Sekarang kembalilah kau kepada keluargamu. Ismail pun menceraikan isterinya yang suka merungut, tidak bertimbang rasa serta tidak bersyukur kepada takdir Allah SWT. Sanggup pula mendedahkan rahasia rumah tangga kepada orang luar. Tidak lama selepas itu, Nabi Ismail nikah lagi. Setelah sekian lama, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah dengan tujuan menziarahi anak dan menantunya. Berlakulah lagi pertemuan antara mertua dan menantu yang saling tidak mengenali. Nabi Ibrahim : Dimana suamimu? Menantu : Dia tiada dirumah. Dia sedang memburu. Nabi Ibrahim : Bagaimana keadaan hidupmu sekeluarga? Mudah-mudahan dalam kesenangan? Menantu : Syukurlah kepada tuhan, kami semua dalam keadaan sejahtera, tiada apa yang kurang. Nabi Ibrahim : Baguslah kalau begitu. Menantu : Silalah duduk sebentar. Boleh saya hidangkan sedikit makanan. Nabi Ibrahim : Apa pula yang ingin kamu hidangkan? Menantu : ada sedikit daging, tunggulah saya sediakan minuman dahulu. Nabi Ibrahim : (Berdoa) Ya Allah! Ya Tuhanku! Berkatilah mereka dalam makan minum mereka. (Berdasarkan peristiwa ini, Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim). Nabi Ibrahim : Baiklah, nanti apabila suamimu pulang, sampaikan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya sebagai kiasan untuk mengekalkan isteri Nabi Ismail). Apabila Nabi Ismail pulang daripada berburu, seperti biasa dia bertanya sekiranya sesiapa datang datang mencarinya. Nabi Ismail : ada sesiapa datang semasa aku tiada di rumah? Isteri : Ya, ada. Seorang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu. Nabi Ismail : Apa katanya? Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita. Nabi Ismail : Apa jawapanmu? Isteri : Aku nyatakan kepadanya hidup kita dalam keadaan baik, tiada apapun yang kurang. Aku ajak juga dia makan dan minum. Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa? Isteri : Ada, dia berkirim salam buatmu dan menyuruh kamu mengekalkan tiang pintu rumahmu. Nabi Ismail : Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku. Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku kekalkan. Isteri : Alhamdulillah, syukur. Berpandukan sejarah tersebut, dapat ditegaskan bahwa isteri solehah itu sepatutnya ‘sabar di hati dan syukur pada wajah’. Daripada sini akan terpancar ketenangan setiap kali suami berhadapan dengan isteri salehah. Isteri salehah tidak cerewet dan tidak mudah merungut. Isteri salehah hendaklah sentiasa bersyukur dalam keadaan senang mahupun susah supaya Allah tambahkan lagi rahmat-Nya seperti firman-Nya yang bermaksud: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu. Dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (Surah Ibrahim, ayat 7) Untuk menambahkan kegigihan kita berusaha menjadi isteri salehah, ingatlah hadis Rasulullah yang bermaksud: “Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada kaum wanita, bahawasanya taat kepada suami serta mengakui haknya adalah menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, tetapi sangat sedikit sekali golongan kamu yang dapat melakukan demikian.” (Riwayat Al-Bazzar dan Ath-Thabrani) Begitulah, untuk menyediakan diri sebagai isteri salehah, hati kita hendaklah sentiasa dipenuhi dengan kasih sayang rabbani. Contoh teladan yang sepatutnya jadi rujukan kita ialah sejarah kehidupan nabi serta orang saleh. Sumber: http://members. tripod.com/ ~dppkd/shoutus/ muslimat1. htm